Xynexis – Di tengah meningkatnya ancaman dunia maya, kolaborasi antara tim cybersecurity (keamanan siber) dan forensik digital menjadi elemen krusial dalam menjaga integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data suatu organisasi. Keduanya tidak hanya berperan dalam merespons insiden, tetapi juga dalam mencegah pelanggaran yang dapat mengganggu keberlangsungan operasional.
Dalam podcast Let’s Talk Cyber edisi “Mengulik Lebih Dalam Dunia Forensik Digital di Indonesia” kita akan membahasnya secara lengkap.
Hubungan Simbiotik antara Cybersecurity dan Forensik Digital
Cybersecurity fokus pada pencegahan dan deteksi ancaman. Sementara itu, forensik digital mengambil peran strategis dalam investigasi mendalam pasca-insiden. Meski fokus utama keduanya berbeda, keduanya saling melengkapi. Tim security bertugas menjaga pertahanan, sementara tim forensik mengungkap akar permasalahan setelah terjadinya pelanggaran.
“Yang penting adalah pola kerjasama yang terbangun—sehingga ketika ada kasus, kita bisa bergerak cepat: melakukan forensik, mitigasi, dan mengembalikan keadaan seperti semula dengan lebih efisien,” ungkap Pak Izazi Mubarok.
Misalnya, ketika terjadi kebocoran data, tim forensik digital mengumpulkan dan menganalisis bukti elektronik – seperti file log, metadata, atau perangkat yang terdampak – untuk menentukan asal mula serangan dan pelakunya. Temuan ini tidak hanya berguna untuk tindakan hukum, tetapi juga sebagai pembelajaran penting bagi tim keamanan dalam menutup celah yang ada.
Pola Kolaborasi Ideal Antar Tim
- Manajemen sebagai Jembatan Koordinasi
Kolaborasi yang efektif antara tim-tim teknis ini tidak akan berjalan baik tanpa peran aktif dari manajemen. Manajemen perlu membentuk kerangka kerja yang memungkinkan komunikasi lintas fungsi, menetapkan SOP (Standard Operating Procedure), dan menyediakan sumber daya yang memadai agar setiap tim bisa menjalankan tugasnya dengan optimal. - Sinergi Fungsional dan Strategis
Di banyak organisasi yang sudah matang secara digital, tim cybersecurity, tim incident response, tim forensik, dan tim pelindungan data pribadi (PDP) sering kali bekerja dalam satu rangkaian proses yang terintegrasi. Misalnya, hasil dari investigasi forensik dapat langsung dimanfaatkan oleh tim PDP untuk mengidentifikasi pelanggaran terhadap data pribadi dan melakukan tindakan yang diperlukan sesuai regulasi. - Pemanfaatan Hasil Forensik sebagai Kebijakan Organisasi
Temuan dari proses forensik bisa menjadi bahan berharga untuk meningkatkan sistem keamanan organisasi secara menyeluruh. Misalnya, jika ditemukan bahwa sebuah insiden disebabkan oleh kesalahan pengguna atau celah konfigurasi, maka organisasi dapat segera memperbarui kebijakan internal atau mengadakan pelatihan yang relevan.
“Tanpa proses manajemen yang baik, semuanya tidak akan berjalan. Tapi saat manajemen terstruktur dan tim berjalan bersama, semua bisa bergerak selaras menuju tujuan,” jelas Pak Izazi Mubarok
Terakhir, cybersecurity dan forensik digital bukanlah dua entitas yang berjalan sendiri-sendiri. Justru, keduanya harus dikembangkan sebagai satu kesatuan strategi pertahanan digital organisasi. Kolaborasi lintas fungsi, dukungan manajemen, penguatan kebijakan internal, serta peningkatan kapasitas SDM adalah kunci untuk membangun ketahanan digital yang tangguh dan adaptif.
Dengan pendekatan ini, organisasi tidak hanya mampu merespons insiden dengan cepat, tetapi juga memiliki kemampuan untuk belajar dari setiap kasus, memperkuat sistemnya, dan menumbuhkan budaya keamanan yang berkelanjutan.
Ingin memahami lebih dalam seputar topik ini? Dengarkan diskusi lengkapnya di Podcast Let’s Talk Cyber di kanal YouTube PT Xynexis International. Bila organisasi Anda membutuhkan solusi keamanan siber, tim Xynexis siap membantu dengan layanan konsultasi dan strategi terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda.