Menyibak Rumitnya Investigasi Kejahatan Siber

Xynexis – Di era digital saat ini, kejahatan siber bukan lagi isu masa depan—ia sudah menjadi ancaman nyata yang meresahkan masyarakat dan memusingkan aparat penegak hukum. Dalam podcast Let’s Talk Cyber edisi “Mengulik Lebih Dalam Dunia Forensik Digital di Indonesia”, dijelaskan investigasi terhadap kejahatan ini bukan sekadar soal mencari pelaku, melainkan proses kompleks yang melibatkan teknologi tinggi, kompetensi multidisipliner, dan kerja sama lintas lembaga.

“Digital forensik itu sebenarnya bukan pekerjaan satu orang, dan bahkan bukan satu lembaga saja. Ini kerja tim.” ujar Izazi Mubarok, Chairman AFDI.

Langkah-Langkah Investigasi

Kejahatan digital kini tak lagi konvensional. Para pelaku sering menggunakan metode canggih seperti enkripsi berlapis, penghapusan jejak digital, dan eksploitasi celah di perangkat mobile serta sistem cloud. Ini membuat proses forensik menjadi lebih sulit dan memakan waktu.

Menurut AFDI, proses investigasi biasanya dimulai dari pengumpulan bukti digital, analisis jejak (log), hingga pemetaan sumber dan dampak serangan. Pada kasus ransomware, misalnya, tim harus mengidentifikasi vektor serangan, memulihkan data korban, dan memastikan bahwa tidak terjadi kebocoran data yang meluas.

“Menentukan ini kejahatan atau bukan saja sudah memerlukan multidisiplin: harus ada yang bisa membaca log, yang paham jaringan, dan yang paham hukum.” ungkapnya.

Kesadaran dan Kesiapsiagaan Organisasi

Salah satu hal yang ditekankan oleh AFDI adalah pentingnya kolaborasi lintas tim: antara keamanan siber, IT internal, dan pihak hukum. Investigasi yang solid membutuhkan prosedur yang sah, hasil analisis yang dapat dipertanggungjawabkan, serta komunikasi yang lancar antar tim.

Tak kalah penting, pendekatan yang hati-hati juga dibutuhkan saat menangani data pribadi, terutama setelah diberlakukannya UU PDP. Kesalahan prosedural bisa berdampak hukum bagi organisasi dan melemahkan posisi dalam proses hukum.

AFDI terus mendorong organisasi, baik pemerintah maupun swasta, untuk memiliki tim tanggap insiden yang siap bekerja sama dengan analis forensik. Mereka juga menyarankan pelatihan rutin dan audit keamanan berkala sebagai bagian dari manajemen risiko siber.

“Kami ingin membangun kesadaran bahwa digital forensik bukan sekadar langkah reaktif setelah serangan, tapi bagian dari sistem pertahanan organisasi secara menyeluruh.”

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang topik ini, simak diskusi menarik di Podcast Let’s Talk Cyber di YouTube PT Xynexis International. Jika membutuhkan konsultasi atau solusi terkait keamanan siber, jangan ragu untuk menghubungi PT Xynexis International untuk mendapatkan solusi terbaik bagi kebutuhan organisasi.

Related Articles